Adobe telah meluncurkan produk baru mereka, yaitu Adobe Creative Suite 5 atau yang lebih dikenal dengan panggilan CS5. Menurut kabar-kabar yang berkembang, versi CS5 ini menyajikan 250 fitur baru pada produk mereka.
Sekilas tentang Adobe Photoshop Cs5 yang memiliki code name “White Rabbit”, mereka memilih nama itu setelah terdapat penyeleksian ketat yang akhirnya disepakatan menggunakan nama “White Rabbit” si kecil yang mencari kebenaran dari kisah Alice The Wonderland.
Berikut ini produk Adobe CS5 yang dijual-belikan di pasaran:
Kajian palaeogeografi ahli asal AS mengetengahkan temuan terkini tentang letusan dahsyat gunung Toba di Sumatera yang menyajikan bukti tak terbantahkan betapa letusan “mega-colossal” gunung berapi zaman purbakala yang terjadi 73.000 tahun silam menimbulkan dampak dahsyat luar biasa hingga memusnahkan keberadaan kawasan hutan di anak benua India yang letaknya terpisah sejauh 3.000 mil dari pusat letusan yang kini menjadi danau Toba.
Bukti-bukti riset mencakup debu sampel penelitian yang ditemukan di lokasi daratan India, Samudera Hindia, Teluk Benggali, dan laut China Selatan dari kejadian letusan yang diperkirakan melontarkan material dan debu vulkanis hingga sejumlah 800 km³ ke atmosfir bumi dan membuat gunung berapi zaman purbakala tersebut lenyap tinggal meninggalkan kawah di muka bumi yang kini menjadi danau Toba dengan dimensi panjang 100km dan lebar 35km menjadi bukti peninggalan danau vulkanis terbesar sejagat.
Hasil Ujian Nasional siswa jurusan Bahasa SMAN 1 Malang telah menyelamatkan muka Kota Malang yang disebut sebagai Kota Pendidikan ini.
Berdasarkan rekapitulasi hasil UNAS yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Trias Desy Aristanti, siswa Bahasa SMAN 1 Malang menempati posisi kedua program Bahasa se-Jatim dengan nilai 52.90, yang hanya terpaut nilai sebesar 0.30 dari peringkat pertama Zainur Rahmah dari SMAN 2 Nganjuk dengan nilai 53.20.
Dengan prestasi itu, Trias menyelamatkan muka Kota Malang, karena tidak ada siswa Kota Malang lain yang masuk 10 besar Jatim pada program IPA maupun IPS. Kelas Bahasa Smansa juga menolong Kota Malang karena menempati urutan ke-9 SMA/MA Bahasa se Jatim dengan nilai 48,51. Sementara itu, para pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Malang masih bisa berlega hati karena SMAN 1 Kepanjen menempati ranking ke-7 SMA/MA IPS dengan total nilai 50,51.
Paket aplikasi Microsoft Office 2010 akhirnya mencapai versi RTM. Hal ini sudah diumumkan secara resmi oleh Takeshi Numoto yang merupakan Corporate Vice President dari Microsoft Office lewat situs Microsoft Office 2010 Engineering pada tanggal 15 April 2010. Versi RTM yang merupakan versi yang sudah siap untuk dipasarkan ini juga sudah dapat didownload bagi para pelanggan Microsoft Technet / MSDN pada tanggal 22 April 2010. Berikut adalah aplikasi office 2010 yang dapat didownload di situs Technet / MSDN tersebut adalah sebagai berikut:
Ditulis oleh Erich von Daniken, dalam bukunya:
In Search of Ancient Gods
Sebuah cerita kuno bangsa Maya mengatakan bahwa 10.000 tahun yang lalu mereka berada dalam peradaban puncak. Walaupun para ahli purbakala meragukan kebenaran “ waktu 10.000 tahun yang lalu “ itu dalam tulisan mereka, namun saya akan tetap menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat penting, sebab tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan, dari mana asal bangsa Maya itu dan kemudian kemana perginya mereka itu.
Sebab telah dibuktikan, bahwa kota-kota bangsa Maya tidak dihancurkan oleh peperangan atau bencana bencana alam. Kota-kota itu dengan demikian telah ditinggalkan oleh para penduduknya. Bangsa Maya telah lenyap tanpa bekas. Mengapakah mereka telah meninggalkan kota-kota mereka yang hebat, yang telah mereka bangun “untuk bertahan sepanjang masa” dengan balok-balok yang utuh?
Telah diakui bahwa apa yang disebut zaman “sebelum zaman kuno” berada diantara 1000-2000 tahun sebelum Masehi, akan tetapi dalam hal ini diakui oleh para sarjana, mereka sebenarnya tidak mengetahui apa-pun mengenai “zaman purbakala “ yang sebenarnya, yang mendahului “zaman sebelum zaman kuno”. Adalah sangat besar kemungkinannya, bahwa semua “kejadian nyata” dalam sejarah yang hingga kini belum dapat diketemukan, ada dalam buku buku yang telah dibakar oleh uskup Landa.
Hanya ada tiga buku kuno tulisan tangan dari bangsa Maya yang tidak ikut terbakar; lembarannya dibuat dari kulit pohon dan dilipat-lipat seperti harmonica. Buku-buku itu disebut menurut nama tempat, di mana masing masing disimpan : Dresdensis Codex (Codex = buku kuno dalam tulisan tangan ), Paris Codex dan Madrid Codex, yang juga dikenal sebagai Tro-Cortesianus.
Tulisan-tulisannya yang sudah berwarna kuning karena tuanya, masih belum sungguh-sungguh dapat dimengerti. Yang telah dapatdipecahkan adalah “system menurut nomer” mereka yang sangat baik, akan tetapi sederhana. Mereka menghitung dengan goresan-goresan, yang diberi titik-titik di atasnya. Satu titik sama dengan 1, tiga titik dengan 3, dst nya.
Angka 5 digambarkan dengan sebuah goresan, sehingga angka 7 menjadi sebuah goresan ditambah dua titik diatasnya. Bangsa Maya pun mengetahui nilai-nilai nisbi dan nol. Mereka menggunakan system “vigesima”, atas dasar 20. Kalau mereka ingin menulis bilangan 23 , maka mereka menaruh tiga titik di tempat “satuan” dan satu goresan di tempat “duapuluh”. Mudahlah untuk membedakan
“goresan dua puluh” dari “goresan limaan”.
Goresan dua puluhan diberi tempat jauh lebih tinggi dari pada tempat goresan limaan. Kalender bangsa Maya mempunyai kualitas yang amat tinggi . Tanggal permulaan urutan waktu mereka adalah suatu hari dalam tahun 3113 sebelum Masehi.
Para ahli dari Amerika selatan menyatakan, bahwa tahun gaib 3113 sebelum Masehi itu tidak ada hitungannya dengan sejarah yang sebenarnya dari bangsa Maya, akan tetapi hanya mempunyai nilai asli “simbolis” seperti ucapan bangsa Yahudi “sejak diciptakannya dunia”.
Bagaimanakah mereka dapat mengatakan itu secara demikian pasti, kalau kita tidak mengetahui dari mana asal datangnya orang Maya itu dan kemana mereka lenyap pergi. Sangat banyaklah sudah tulisan tulisan mengenai kalender bangsa Maya itu. Suatu kenyataan adalah, bahwa kalender itu menggunakan system putaran-putaran tahun yang setiap putarannya berjangka waktu 374,000 tahun.
Bangunan-bangunan didirikan menurut kalendernya : Untuk tiap hari selama sebulan sebuah anak tangga, untuk tiap bulannya sebuah “mimbar dan akhirnya, pada hari yang ke 365, berdirilah sudah tempat berhala itu.
Kelihatannya seakan-akan orang -orang bangsa Maya dari kerajaan kuno itu membuat bangunan-bangunan keagamaan mereka bukannya karena terdorong oleh kebutuhan kepercayaan, melainkan karena kalender memaksakan mereka suatu kewajiban yang harus mereka penuhi.
Observatorium para ahli perbintangan mereka, sebuah bangunan bundar di atas dua teras raksasa yang menjulang tinggi di atas hutan belukar, terletak di Chichen Itza. Para ahli perbintangan bangsa Maya mengetahui orbit bulan sampai pada empat desimal dan mereka juga dapat menghitung tahun planet Venus sampai pada sampai pada tiga desimal.
Menurut ceritera kuno, maka para dewa permulaan dari bangsa Maya berasal dari bintang-bintang, mengadakan hubungan dengan bumi, dan kemudian kembali lagi ke bintang bintang. Dalam “ Popol Vuh ”, sebuah ceritera kuno bangsa Maya, dikemukakan bahwa 4000 pemuda dari cakrawala kembali ke “ bintang tujuh “, setelah mereka menderita kekalahan dalam perkelahian dengan manusia.
Dewa Kukulkan rupa-rupanya betukar berita dengan bangsa Aztec, yang bernama Quetzalcoatl. Dia digambarkan sebagai seekor ular yang berbulu dan datang dari langit. Kalau orang-orang bangsa Maya, dalam hidupnya setiap hari melihat ular-ular merayap di tanah, maka sulitlah untuk dimengerti, mengapa ular-ular dalam gambaran dan relief mereka dapat “terbang “.
Tulisan-tulisan bangsa Maya yang masih ada, meliputi 208 halaman yang dilipat menurut cara harmonica. Melihat banyak dan banyak macamnya tanda-tanda, bentuk-bentuk, lambang-lambang dan bentuk kombinasi, maka tidaklah mengherankan bahwa sampai sekarang hanya sedikitlah yang dapat dipecahkan artinya.
Lukisan-lukisan pada serat pohon yang diberi lapisan tipis dari kapur sebagai landasan lukisannya, disimpan antara dua lembaran kaca. “Dresden Codex” mempunyai 74 halaman, dan berisi perhitungan mengenai perbintangan dan juga berisi daftar-daftar mengenai perjalanan dan gerak bulan dan planet Mars.
Pada lukisan-lukisan itu selalu terlihat adanya makhluk mengerikan yang berbentuk seperti ular di dekat bilangan-bilangan. Makhluk itu dihubungkan dengan bulan dan memuntahkan air ke bumi. Makhluk “ manusia “ nya mengenakan kedok dan perlengkapan kepala yang rumit, dan seringkali kelihatannya mengenakan semacam pakaian selam.
Apakah mereka itu pendeta-pendeta bangsa Maya yang sedang melakukan percobaan-percobaan ataukah binatang binatang? Makhluk-makhluk yang tidak dapat ditentukan makhluk, apa sebenarnya, dengan menggunakan banyak peralatan yang aneh-aneh.
“Paris Codex“ dibeli oleh “Bibliotheque Nationable” (Perpustakaan Nasional) di tahun 1832 dari koleksi seseorang. Dibuat dari bahan yang sama dengan bahan “Dresden Codex” dan mempunyai 22 halaman yang sudah sangat rusak. Dalam abad terakhir ini, pemeliharaan terhadap halaman-halaman yang dilipat-lipat itu adalah demikian jeleknya sehingga kini hanya tinggal dua halaman saja yang dapat dipertunjukkan dalam sebuah kotak dari kaca.
Untungnya bagi kita adalah, bahwa dari “Paris Codex“ terutama berisi ramalan-ramalan menurut kalender. “Madrid Codex” disimpan di “Museo de America” di Madrid dan terdiri dari 112 halaman bergambar, dimana dapat terlihat gambar dewa-dewa dalam sikap upacara keagamaan yang besar.
Gambar-gambar dan bagian-bagiannya, sampai yang kecil-kecil adalah sangat menarik. Kita dapat melihat segala macam benda dalam gambar-gambar itu.
Dewa-dewa berasap pada kulit bumi, dewa-dewa sebelum makan pembuluh darah, hukuman dengan tusukan pada lidah, seorang dewi dengan kepala ular pada roda pemintal.
Saya telah mengkopi bagian-bagian dari buku-buku itu, yang sebenarnya hanya diketahui oleh para ahli-ahli saja, sehingga setiap orang yang berpengetahuan dan mempunyai perhatian terhadap dan mempunyai perhatian terhadap persoalan ini, dapat menilai sendiri apa yang benar-benar digambar. Saya mempunyai dugaan, bahwa orang awam akan merumuskan gagasan-gagasannya secara lebih bebas daripada seorang ahli bangsa Maya.
Selama penyelidikan-penyelidikannya di lapangan dari tahun 1949 sampai 1952, seorang ahli purbakala bangsa Mexico bernama Alberto Ruz Lhuiller menemukan sebuah kamar penyimpanan jenazah di “Kuil naskah tulisan tangan“ di Palenque.
Dari kamar depan kuil yang berada di mimbar tertinggi sebuah piramida bertangga, terdapat sebuah bordes yang miring agak curam dan licin karena kelembaban udara, yang menjurus ke bawah sampai hampir 75 kaki dan berakhir sampai 6 kaki dibawah tanah.
Tangganya disembunyikan demikian rupa, sehingga dapat kita tarik kesimpulan, bahwa tangga itu tadinya pasti dirahasiakan. Ukuran dan letak kamar itu cocok dengan “pengertian tentang ilmu gaib “ (Marcel Brion). Para ahli purbakala beserta pembantu-pembantunya membutuhkan waktu tiga tahun untuk membersihkan tangga itu, dari puncak sampai ke dasarnya.
Lantai ruangan itu terbuatdari satu batu utuh yang berukuran panjang 14 kaki dan lebar 7 kaki, dengan gambar relief yang luar biasa. Saya belum pernah melihat sebuah relief lainnnya, yang demikian indah dan cermat pembuatannya.
Ukiran-ukiran bangsa Maya terdapat di sekitar sudut-sudut permukaan yang datar itu, akan tetapi hanya sangat sedikitlah dari ukiran-ukiran itu yang dapat dipecahkan artinya. Batu datarnya dihias dengan ukiran-ukiran tulisan seperti yang terdapat di Dresden Paris dan Madrid Codex.
Dalam gambar-gambar itu kita lihat sebuah kedok dewa bumi, dengan hiasan-hiasan bulu di dadanya, tali-tali dan pipa-pipa dari dari batu berwarna dan tidak ketinggalan pula seekor burung yang dianggap suci (burung Kwitzel dari Amerika tengah).
Paul Rivet, salah seorang dari kelompok ahli-ahli purbakala yang telah menemukan kamar jenazah dalam kuil di Palenque itu, berkata, bahwa orang Indiannya digambarkan sedang duduk di altar pengorbanan dan bahwa dibelakang tempat duduknya terukir rambut jenggot Dewa Cuaca, motifmotif yang selalu timbul kembali dikota-kota Maya.
Di bawah batu utuh yang dihias secara indah itu, terdapat sebuah kerangka dalam sebuah peti mati yang dicat merah. Sebuah kedok emas menutupi muka kerangka; beberapa butir batu pertama terdapat di sebelah kerangka, seakan-akan merupakan benda-benda upacara keagamaan dan benda benda yang dikorbankan.
Sejak saya melihat batu kuburan di Palengue itu, maka saya menafsirkan dan merumuskannya dalam istilah-istilah tekhnik. Tidaklah menjadi persoalan, apakah kita menggunakan sudut pandangan ini ataukah itu , tetapi saya ada perasaan, bahwa ada petualang-petualang ruang angkasa tersangkut dalam soal ini.
Potret-potret terbaik yang pernah saya lihat mengenai batu kuburan, yang berada di belakang pintu besi yang terkunci itu, adalah hasil pemotretan dari para pemotret film “ Kereta-kereta perang para Dewa kah? “Setelah delapan kali mengajukan permohonan, maka Pemerintah mengizinkan kami untuk kerja selama setengah jam dengan menggunakan kamera dan lampu - lampu sorot.
Potret potret ini akan memberikan gambaran yang lebih baik kepada para pembaca mengenai persoalan yang saya bicarakan dari pada gambar-gambar dalam buku saya yang pertama. Akhirnya kesemuanya itu menujukkan, bahwa batu kuburan itu merupakan sebuah kerangka yang di tengah tengahnya terdapat makhuk, yang duduk agak membongkok ke depan (seperti seorang Astronaut di dalam module komandonya).
Makhluk asing itu mengenakan sebuah topi helm, dari bagian belakang topi helm itu mencuat keluar dua batang pipa. Di depan hidungnya terdapat aparat oxygen. Makhluk itu sedang mengerjakan alat semacam tombol pengamatan dengan kedua tangannya. Jari-jari yang sebelah atas disusun, seakan-akan makhluk sedang menyetel sebuah tombol yang ada di depannya.
Kita melihat dari arah belakang, empat jari dari tangannya yang sebelah bawah jari kelingkingnya bengkok. Apakah makhluk itu tidak kelihatan seperti sedang mengerjakan alat pengontrol seperti yang terdapat pada stir sepeda motor? Tumit kaki kirinya berada di atas pedal bertangga.
Yang melihat relief di Palengue itu akan heran melihat kenyataan, bahwa “orang Indian yang berada di atas altar pengorbanan “ itu mengenakan pakaian yang sangat modern. Tepat di bawah dagunya terdapat semacam leher gulung sebuah kemeja wol.
Bajunya yang sempit mempunyai lengan baju, yang ujungnya pada pergelangan tangan dilipat ke atas. Dia menggunakan ikat pinggang pada pergelangan tangan, dilipat ke atas. Dia menggunakan ikat pinggang lebar, dan mengenakan celana panjang, yang bagian atasnya lebar dan bercorak seperti mata jala, sedangkan bagian bawahnya, mulai dari sedikit di atas lutut sampai terus di pergelangan kaki adalah sempit.
Di pergelangan kakinya terlihat bagian pakaian seperti kaos kaki pakaian lengkap bagi seorang astronaut !, peralatan di dalamnya di mana si petualang ruang angkasa itu duduk meringkuk dengan kaku, menunjukkan ciri-ciri teknis sebagai peralatan untuk perjalanan ruang angkasa.
Pada tahun 1959, sebagian siswa SMA Negeri 1 – A/C Malang terpengaruh oleh kehidupan kepartaian politik yang ada pada saat itu. Mereka terpecah belah. Untuk mempersatukan mereka dipakailah semboyan MITREKA SATATA.
Arti Mitreka Satata adalah selalu bersahabat atau bersahabat yang sederajat , yang terdiri dari penggalan kata-kata :
Mitra = teman / sahabat Ika = itu, Satu Satata = sederajat
Sumber phrasa Mitreka Satata berasal dari kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular pada zaman keemasan kerajaan Majapahit. Semboyan Mitreka Satata ini dipakai oleh Mahapatih kerajaan Majapahit yaitu Gajah Mada. Sebagai landasan dalam menjalankan politik luar negeri Majapahit yang bersifat sahabat, hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Bahkan sekarang pun semboyan Mitreka Satata dipakai oleh negara-negara ASEAN sebagai lambang persatuan mereka.
Pada tahun 1960 diadakan sayembara penciptaan gambar lambang persatuan sekolah, dan yang memenangkan adalah Iwan Widodo, putra Bapak Soewardikoen. Kemudian semboyan Mitreka Satata dijadikan motto pada gambar lambang itu. Adapun pencetus ide penggunaan semboyan Mitreka Satata sebagai motto lambang sekolah ialah :
Beliau-beliau adalah guru SMA Negeri 1 Malang. Dan sejak tahun 1960 itulah ditetapkanlah lambang sekolah seperti bentuk sekarang ini. Kalimat Mitreka Satata dituliskan dengan warna hijau pada dada kiri seragam sekolah untuk menanamkan jiwa Mitreka satata di hati para siswa.
Arti garis dan warna lambang
SMA Negeri 1 Malang, adalah Sekolah Menengah Atas Negeri, yang terletak di jalan Tugu Utara No. 1, Malang, Jawa Timur, Indonesia. Bersama-sama dengan SMA Negeri 4 dan SMA Negeri 3, mereka dikenal dengan julukan SMA Tugu, dikarenakan terletak di jalan Tugu yang terkenal di Malang.
Sejarah
Sejarah sekolah ini dimulai sejak jaman penjajahan Belanda berpuluh-puluh tahun yang lalu dan waktu itu masih belum dikenal sebagai SMA Negeri 1 Malang sebagaimana layaknya sekarang.
Masa Penjajahan Belanda
Sejak jaman penjajahan Belanda, Malang adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Pada masa itu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang diperuntukkan bagi bangsa Indonesia adalah, dalam bahasa Belanda AMS (Algemeene Middelbare School). Sedangkan bagi bangsa Belanda dan Eropa disebut sebagai, dalam bahasa Belanda HBS (Hogere Burger School). Kedua Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ini ditutup pada masa pendudukan Jepang di kurun waktu 1942 - 1945.
Masa Pendudukan Tentara Jepang
Sejak tahun 1942, kota Malang tidak segera mempunyai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Dan baru pada tahun 1944 didirikan Sekolah Menengah Tinggi (SMT) oleh Kepala Pemerintahan Umum Tentara Pendudukan Jepang. Yang menjadi guru pada waktu itu adalah Bapak Raspio yang berhasil menghimpun sebanyak 90 orang anak laki-laki dan perempuan yang dijadikan dua kelas. Sekolah ini beralamatkan di jalan Celaket No. 55, Malang, dimana nantinya ia menjelma menjadi SMA Kristen Cor Jesu, yang sekarang beralamatkan di jalan Jaksa Agung Suprapto No. 55, Malang. Di SMT ini hanya tiga orang yang berstatuskan sebagai guru tetap, yaitu Bapak Sardjoe Atmojo, Bapak Goenadi dan Bapak Abdoel Aziz. Ketika Bapak Raspio diangkat sebagai Kepala Kemakmuran Malang, maka pimpinan sekolah diserahkan kepada Bapak Soenarjo. Di tahun 1945 terjadi penambahan murid yang cukup banyak yang merupakan limpahan dari murid-murid SMT Surabaya. Dan pada tahun 1946 SMT ini pindah ke gedung di jalan Alun-alun Bundar, Tugu Utara No.1, Malang, Jawa Timur.
Masa Pendudukan Tentara Belanda
Pada hari Senin, 21 Juli 1947, Belanda melancarkan agresi militernya yang pertama. Hany berselang sepuluh hari kemudian, tepatnya pada hari Kamis, 31 Juli 1947, Belanda berhasil merebut kota Malang. Namun mereka mendapatkan sebagian besar kota Malang yang telah hancur, sebab dua hari sebelumnya banyak gedung yang dibumihanguskan, tidak luput juga gedung SMT di Alun-alun Bundar ini. Sejak itu pula, Sekolah Menengah Tinggi produk Jepang itu habis riwayatnya tanpa bekas.
Ketika Belanda menduduki Malang, mereka mendirikan VHO (Voorberindend Hoger Ondewijs = Persiapan Pendidikan yang lebih Tinggi). Sekolah ini dikemudian hari ketika Malang kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, dinasioanalisasikan menjadi SMA B, dibawah pimpinan Bapak Poerwadi, dan pada akhirnya menjadi SMA Negeri 2 Malang yang sekarang ini.
Dalam masa pendudukan tersebut, dipihak Republik tidak ada sekolah, bahkan kantor Pendidikan dan Kebudayaan berkedudukan di Sumber Pucung kabupaten Malang. Kala itu, tampillah seorang tokoh pendidikan Bapak Sardjoe Atmodjo, yang menghimpun anak-anak dan mendirikan sekolah, yang hanya memiliki tujuh orang murid saja. Namun sekolah tersebut tidak mempunyai gedung, sehingga proses belajar-mengajar berpindah-pindah dari rumah ke rumah. Dalam masa perkembangannya, SMT itu pernah menempati gedung di jalan Kasin, SMA Erlangga sekarang dan mempunyai kelas jauh di SD Ngaglik, Sukun.
Dikarenakan pemerintahan Belanda membuat peraturan, yang menyatakan bahwa sekolah yang tidak berlindung pada suatu yayasan dianggap sekolah liar dan harus dibubarkan. Untuk menjaga sekolah ini tetap ada, maka dipakailah nama SMT PGI (Persatoean Goeroe Indonesia, perubahan dari Persatoean Goeroe Hindia Belanda, pada tahun 1932), suatu yayasan yang ada pada zaman Belanda sudah ada, atau sekolah ini telah memiliki Hak Sejarah (Historisrecht), sehingga sekolah menjadi tetap bisa dibuka.
Dalam perkembangan selanjutnya, SMT PGI berpindah tempat lagi di jalan Arjuno, di Gedung SMP Negeri 8 Malang sekarang. Tidak lama kemudian SMT PGI menempati gedung di jalan Alun-alun Bunder Tugu Utara Nomor 1. Dan setelah mengalami jatuh bangunnya perjuangan mempertahankan kelangsungan hidupnya,maka pada hari Senin Kliwon tanggal 17 April 1950 SMT PGI diresmikan menjadi SMA Negeri oleh Pemerintah Republik Indonesia, dengan Kepala Sekolah yang pertama adalah Bapak G.B. Pasariboe. Dan berdasarkan sejarah inilah ditetapkan bahwa peringatan hari kelahiran dari SMA Negeri 1 Malang diperingat setiap tanggal 17 April.
Bapak Sardjoe Atmodjo, dianggap sebagai perintis SMA Negeri 1 Malang, dengan semangatnya untuk membentuk suatu sekolahan walaupun hanya diikuti oleh tujuh orang siswa saja.
Selain itu terdapat beberapa nama lain yang mendukung tumbuh dan berkembangnya SMA Negeri 1 Malang. Beliau-beliau adalah :
1. Dr. Soerodjo
2. Dr. Poedyo Soemanto
3. Dr. Hadi
4. Ir. Tahir
5. Haji Djarhoem
6. Raspio
7. Mr. Njono Prawoto
8. Haridjaja
9. Soeroto
10. Emen Abdoellah Rachman
11. Dominee Harahap
Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
Pada kurun tahun 1950, gedung SMA Negeri di jalan Alun-alun Bunder nomor 1, Malang ditempati oleh tiga sekolah, yakni :
• SMA Negeri pimpinan Bapak G.B Pasariboe, yang pada waktu itu dikenal orang dengan istilah SMA Republik
• SMA Negeri Pimpinan Bapak Poerwadi.
• SMA Peralihan pimpinan Bapak Oesman, dimana para murinya terdiri dari pemuda pejuang yang tergabung dalam TRIP dan kesatuan Tentara Pelajar yang lain.
Kemudian pada hari Jum'at, 8 Agustus 1952, murid-murid jurusan B (ilmu pasti) dari SMA Republik dipindahkan dan dijadikan sekolah baru dan digabungkan dengan SMA pimpinan Bapak G.B Pasariboe. Sehingga nama SMA yang ada di Alun-alun Bunder menjadi :
• SMA Negeri 1-A/C, pimpinan Bapak G.B Pasariboe
• SMA Negeri II-B, pimpinan Bapak Poerwadi
• SMA Negeri III-B, pimpinan Bapak Oesman
Sedangkan SMA peralihan harus ditutup pada tahun 1954 dikarenakan ketiadaan murid pemuda pejuang yang telah lulus semuanya.
Tanggal 16 September 1958, SMA Negeri I-A/C dipecah menjadi dua, maka lahirlah SMA IV-A/C, dengan pimpinan Bapak Goenadi, yang berlokasi di jalan Kota Lama nomor 34, Malang, dan sekarang menjadi SMA Negeri 2.
Tanggal 1 April 1977 filial SMA Negeri Kepanjen diresmikan sebagai SMA Negeri Kepanjen dengan kepala sekolah yang pertama Bapak Drs. M.Moenawar.
SMA Negeri 3 membina sekolah baru dan akhirnya sekolah tersebut menjadi SMA Negeri 5, dengan kepala sekolah yang pertama Bapak Moch. Imam. Sedangkan pada tahun 1975 SMA Negeri 3 juga membuka Filial di Lawang yang akhirnya menjadi SMA Negeri Lawang.
SMA Negeri 4 membina SMA di Batu, yang kemudian pada tahun 1978 diresmikan sebagai SMA Negeri Batu dengan kepala sekolah yang pertama Bapak Drs.Moch.Chotib
Selama kurun waktu itu, beberapa orang yang pernah dipercaya sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Malang adalah:
• Bapak Sardjoe Atmoedjo, perintis SMA Negeri 1, 1947 – 1950
• Bapak G.B Pasariboe, kepala sekoalah ke-1, 1950 – 1952
• Bapak A.Djaman Hasibuan, kepala sekolah ke-2, 1953 – 1965
• Bapak Sikin, kepala sekolah ke-3, 1965 – 1971
• Bapak Drs.Abdul Kadir, kepala sekolah ke-4, 1971 – 1981
• Bapak Soewardjo, PLH kepala sekolah, 1981 – 1984
• Bapak Drs.Abdul Rachman, kepala sekolah ke-5, 1981 – 1986
• Bapak Drs.H.Moch.Chotib, kepala sekolah ke-6, 1986 – 1991
• Bapak Abdul Syukur, BA, PLH, kepala sekolah 1991
• Bapak Soenardjadi, BA, kepala sekolah ke-7, 1991 – 1993
• Bapak Drs.Munadjad, kepala sekolah ke-8, 1993 – 1998
• Bapak Drs.Sagi Siswanto, kepala sekolah ke-9, 1998 – 2004
• Bapak Drs.Moch.Nursalim,M.Pd, PLH, kepala sekolah 2004
• Bapak Drs.Tri Suharno, kepala sekolah ke-10 13 Juni 2004 – 14 Juni 2005
• Bapak Drs.H.Moh.Sulthon,M.Pd, kepala sekolah ke-11 18 Juni 2005 – Sekarang)
Suku Dogon merupakan salah satu suku kuno Afrika. Dahulu mereka hanya dikenal sebagai salah satu penghuni benua Afrika, tapi pengetahuan mereka tentang kosmologi telah membuat peradaban mereka menjadi misteri.
Sesuatu yang jauh di luar jangkauan peradaban manusia purba telah mereka lakukan. Inilah misteri tentang Suku Dogon dan bintang Sirius.
Walaupun mendaftar di Google Adsense itu mudah, namun ternyata banyak juga yang ditolak saat register pertama kali, bahkan ada yang selalu gagal hingga putus asa. Berikut ini sedikit uraian mengenai langkah dan kiat serta trik step by step dalam mendaftar di Google Adsense.
1. Kunjungi http://google.com/adsense, ada tulisan Click Here to Apply –> klik.
2. Ada menu Website Information.
(a) Di Website URL, tulis alamat situs atau blog Anda. Contoh: http://rizhal.co.cc;
(b) Di Website language, pilih English (tak masalah walaupun blog Anda bahasa Indonesia).
3. Ada menu Contact Information:
(a) Account type, pilih “Individual”;
(b) Country or territory, pilih “Indonesia” atau negara mana saja yg Anda inginkan.
4. Payee name (full name), tulis nama lengkap Anda sesuai dg nama KTP atau rekening bank. Dan isi juga alamat lengkap rumah, telpon dan faksimil (yg ini tidak wajib) di kolom di bawahnya.
5. Di kolom Policies kasih tanda tik/cek semua kelima kotak yg ada sebagai tanda Anda setuju mengadakan perjanjian dg Google Adsense.
6. Di kolom “Login Information” isi dg alamat email yg akan dipakai untuk login/masuk ke account Google Adsense apabila nanti sudah diterima; jangan lupa passwordnya minimal 7 (tujuh) yg merupakan kombinasi antara huruf dan angka. Misalnya angkanya enam dan hurufnya satu atau sebaliknya huruf sebanyak enam plus angka satu.Catatan: Kalau Anda punya email gmail, sebaiknya memakai gmail. Tapi email lain juga tidak apa-apa.
7. Periksa sekali lagi semua yg diisi, apabila beres, klik SUBMIT INFORMATION.
8. Selesai. Anda tinggal menunggu approval atau berita OK dari Google Adsense. Biasanya setelah dua sampai lima hari.
© Copyright 2010 rizhaladi™ All Rights Reserved.